Vietnam Trip (Da Lat)

22.12.14

Hola! Ini adalah blog pertamaku mengenai travel. 
Memulai hobi baru di akhir tahun bukan sesuatu yang terlambat kan. 
Semoga saja bisa konsisten untuk menulis. 
Starting to share mengenai last trip kemarin ya. 

Perjalanan pertama aku dan temanku, Devi ngetrip ke luar negeri tanpa ikut open trip. Ingin mencoba mengexplore sendiri. Research kecil dulu sebelum bikin itenary. Browsing, nanya ke beberapa teman yang sudah pernah pergi ke Vietnam, beberapa tidak merekomendasi ke Ho Chi Minh karena macet! mirip-mirip Jakarta katanya. Liat-liat images di Pinterest, wow banyak pemandangan yang memukau di Vietnam selain di Ho Chi Minh. Dari hasil diskusi bareng partnerku kali ini, akhirnya kita memilih beberapa kota untuk dikunjungin. Berbeda dari trip pada umumnya, kita skip Ha Noi karena cuma punya waktu satu minggu. Cari tiket pesawat termurah untuk ke Vietnam dan yang termurah adalah lewat Ho Chi Minh. Jadi rutenya : Ho Chi Minh - Da Lat - Mui Ne - Nha Trang - Hoi An - Da Nang. Tiket pesawat Jakarta-Ho Chi Minh (transit Singapore) menggunakan 

Sampai di airport Ho Chi Minh sekitar jam 6 sore. Nyari money changer dengan kurs yang paling oke di airport dan sim card nomor Vietnam (instagram dan path maunya jalan terus kan.. haha! kita butuh untuk liat google maps apabila lagi di tempat no wifi). Kurs tertinggi di airport yang kita dapat adalah dari Exim Bank 1.000 rupiah = 1.550 VND. Sim card Vietel kita dapat dengan harga 150.000 VND (agak mahal sebenarnya dengan harga segitu).

Keluar airport jam 6.15 sore, mencari bus untuk ke pusat kota tapi setelah ditanyakan ke petugas airport bus sudah tidak beroperasi lewat dari jam 6. Alternatifnya adalah naik taxi, antri di airport. Tidak berapa lama, kita mendapat taxi Saigon Air. Tujuan kita adalah ke Pham Ngu Lao street. Menuju pintu keluar airport, supir taxi minta money ticket dengan pengucapan yang agak kurang jelas kedengarannya untuk kami. Melihat ekspresi wajah kita yang agak bingung, akhirnya dia bilang lagi "Ten!". Aku ngeluarin uang 100.000 VND, tapi dia tolak. Keluarin uang 50.000 VND ditolak juga. Ekspresi supir taxi mulai marah (mungkin karena kita ga ngerti apa yang dia maksud). Aku keluarin dompet dan nyari-nyari uang lagi di dalem dompetku. Kupikir dia mau uang dengan nilai yang lebih kecil. Kagetnya, dia berani ikutan megang dan mengorek-ngorek isi dompetku juga tapi dia ga berhasil nemu apa yang dia maksud. Beralih ke Devi yang juga baru tuker uang di airport. Sang supir taxi mengeluarkan uang 10.000 VND dari amplop cokelatnya.

Selesai drama money tiket. Masih dari dalam taxi, aku melihat pemandangan kemacetan kota Ho Chi Minh yang sebenarnya mau aku foto, namun apa boleh buat jendela taxi gelap. Sekitar 30 menit perjalanan, kita diturunkan di jalan Pham Ngu Lao.

Disini kita mencari bus untuk menuju Da Lat karena memang tujuan kita bukan stay di Ho Chi Minh. Ada dua alternatif travel bus menuju Da Lat di sekitar jalan ini yang kita pilih, namun akhirnya kita pilih Phuong Trang bus karena bus satunya tidak menyediakan sleeping bus menuju Da Lat. Naik sleeping bus jam 11 malam supaya bisa tidur dan sampai di pagi hari kita bisa langsung jalan keliling kota. Harga tiket bus dari Ho Chi Minh - Da Lat adalah 240.000VND.

Tiket sleeping bus menuju Da Lat.


Setelah mencari tiket, giliran mencari makanan untuk makan malam. Menemukan sebuah cafe di gang kecil sekitar Pham Ngu Lao namanya Chi's Cafe. Sambil menunggu pesanan kita tiba di meja, kita menghitung kembali jumlah uang yang kita punya dan baru sadar terkena taxi scam. Sang supir taxi tadi tidak hanya mengambil uang sejumlah tiket masuk airport, tapi juga mengambil uang yang ada di amplop.*hiks

Selidik punya selidik rekomen taxi yang oke disana adalah Mai Linh taxi dan Vinasun. Kalau diperhatikan juga, kaca jendela taxi Mai Linh dan Vinasun sangat jelas berbeda dengan taxi Saigon Air yang gelap. About taxi scam (klik untuk info mengenai taxi scam).


Lupakan kenangan pahit akibat taxi scam, sup yang kita pesan tiba di meja. Menikmati semangkuk sup untuk makan malam berdua (seharga 50.000VND) dan sepertinya sudah tahu akan kebutuhan perut karung :') kita juga membeli banh mi yang banyak dijual di pinggir jalan. Banh mi adalah semacam roti Perancis dengan pilihan isi chicken atau pork. Harganya 12.000VND.

Chi's Cafe
Chicken noodle soup with vegetable & banh mi yang tinggal setengah 
karena sudah terlalu lapar lupa difoto :p


Kembali menuju travel kemudian menunggu hingga jam menunjukkan pukul 11 malam. Bus Phuong Trang menuju Da Lat pun tiba. 
Para penumpang wajib melepas alas kakinya saat masuk ke dalam bus dan memasukkannya ke kantong plastik yang sudah disediakan.

Lorong bus. *semua juga tau

Pemandangan tidur di lantai 2 bus. Karena aku dapatnya di kursi sebelah jendela, jadi bisa tiduran sambil lihat bintang-bintang yang terlihat banyak di perjalanan menuju Da Lat.

Pemandangan kursi sebelahku.

Berpikir jam 6 pagi sampai di Da Lat ternyata salah besar. Diluar dugaan bus sampai lebih pagi di terminal Da Lat, jam setengah 5 subuh. Udara disana dingin banget kayak di Puncak Pass tapi belum sedingin di Dieng. Oh ya, ga perlu bingung sampai di terminal karena rupanya ada shuttle mobil (mirip mini bus atau semacem L300) dari travel yang mengantar kita ke tempat tujuan. Mobil ini tidak dipungut biaya. :-) 

siap mengantar dari terminal bus Da Lat.

Sampailah kita di penginapan Villa Pink House subuh-subuh. Berhubung kita sampai duluan sebelum jam check in di penginapan ini (jam 12 siang) dan ga tahan saking dinginnya mau masuk ke kamar jadi dikenakan extra charge 100.000VND.

Suasana kamar di Villa Pink House.


Pagi hari, staff penginapan menawarkan kami ikut easy rider (semacem ojek yang mengantar city tour keliling Da Lat). Harganya 35 USD all include (termasuk makan). Berhubung ga punya uang banyak & memang sudah ada itenary sendiri, jadi kita memilih jalan sendiri. Walaupun kita memilih buat jalan sendiri, tapi si staff yang baik hati ini tetep ngasih map petunjuk jalan buat kita. Beruntung kita ga nyasar. :-)

Mengawali hari di Da Lat (kota yang namanya mulai kudengar di pelajaran sejarah jaman SD dan dikenal sebagai mini Paris) dengan jalan kaki menuju Windmill Coffee dengan bantuan google maps.

Bertemu dengan bunga daisy di gang kecil.
Ketemu rumah ini di jalan menuju Windmill Coffee.
Instagramable ya? Sayang ada mobil ngalangin :'))
Suasana di Windmill Coffee.
Matcha Cookies dan Strawberry Tea.

Menikmati suasana pagi di Da Lat dengan duduk-duduk ngeteh di Windmill Coffee (terutama di kursi yang view nya menghadap langsung ke jalan) bikin relax dan ingin berlama-lama duduk disana.

Matcha Cookies 26.000VND
Strawberry Tea 26.000 VND

Salah satu keuntungan punya travelmate jago foto :D

Dari Windmill Coffee lanjut jalan kaki menuju The Crazy House. Saatnya buang kalori setelah duduk-duduk cantik dan ngemil. Sayang jalan kaki disini ga bikin keringetan, karena udaranya dingin. Sekitar jalan-jalan di kota ini juga banyak bunga. Da Lat memang terkenal sebagai city of flower di Vietnam.

Bunga di tepi jalan alangkah indahnya.. #keterusannyanyi
Jalan kaki dengan udara sejuk menyenangkan.
Di perjalanan, ketemu gereja yang arsitekturnya menarik.


Tiba di The Crazy House. Tiket masuk The Crazy House ini per orangnya 40.000VND. Dari atas The Crazy House kita bisa melihat pemandangan bangunan-bangunan Da Lat yang diwarnai dengan warna-warna pastel (kuning muda, biru muda, pink, cream, hijau muda), ibarat instagram cestmaria. :))


View Da Lat dari The Crazy House
Meja & kursi di bawah ala-ala fairy tale banget,
berasa lagi di rumah Poly Pocket :p

Perut terasa lapar, saatnya makan siang di dekat central market 
(nama tempat makannya Anh Dao).

Menu makan siang 
(semangkuk noodle soup w/ vegetable & kerupuk beras)

Belum bosan, aku dan Devi memesan kembali noodle soup with vegetable namun dengan harga 30.000VND. So sweet sama irit beda tipis, makan apa-apa semangkuk berdua. Jangan lupa cobain kerupuk dari beras yang dijual di jalan-jalan. Rasanya enak juga loh. Harganya 4.000VND untuk yang ukuran kecil.

Setelah kenyang, perjalanan dilanjutkan menuju local bus station. Menurut staff penginapan, di sekitar central market ini ada local bus station yang bus nya dapat membawa kami menuju Linh Phouc Pagoda. Berbekal peta dari staff penginapan, nanya-nanya ke orang-orang sekitar + nunjukin peta dari si staff (nama pagoda sudah ditulis dalam bahasa Vietnam) akhirnya sampai juga di bus station. Untuk tahu yang mana bus nya, kita didorong-dorong sama ibu-ibu sekitar. *akibat bahasa yang sulit dimengerti :))

Yang dilingkari adalah local bus station.
Tanya orang sekitar dengan menunjukkan tulisan tersebut
apabila sudah berada di sekitar central market.

Misi merakyat berhasil. Naik bus lokal dengan tiket per orangnya 11.000VND. Tapi kita ga langsung sampai di depan Linh Phouc Pagoda, butuh jalan kaki sekitar 10-15 menit dari tempat kita diturunkan untuk sampai menuju pagoda. Linh Phouc Pagoda memiliki ornamen mozaik dengan detail yang menarik tapi pengunjung Linh Phouc Pagoda saat itu terlihat sepi. Entah karena sudah sore atau memang lagi low season. Masuk ke pagoda ini juga tidak dipungut biaya. Ketemu ibu-ibu penjaga pagoda yang wajahnya Vietnamese. Mau minta foto tapi ga mungkin pake bahasa Inggris, akhirnya gunain Google translate dan kasih unjuk ke dia.


Google Translate

Ibu-ibu penjaga pagoda yang dimaksud 
(photo by : @devignwn)

photo by : @devignwn
Linh Phouc Pagoda

Puas foto-foto, jalan kaki keluar pagoda menuju jalan besar untuk naik bus menuju pusat kota. 

Dipinggir jalan besar ketemu SPBU.
SPBU nya mini & terlihat sederhana

Kelihatannya jarang ada bus dari pusat kota menuju daerah sekitar pagoda. Tanya-tanya sama penduduk sekitar tapi kesulitan karena lagi-lagi faktor bahasa. Walaupun kesulitan dalam berbahasa, tapi terlihat kalau penduduk sekitar ingin menolong kita. Persediaan minum yang kita bawa juga sudah abis, beli minum di toko pinggir jalan seharga 5.000VND sekalian tanya bus ke pusat kota. Kebetulan ada seorang anak perempuan di toko itu yang masih bisa bahasa Inggris jadi masih bisa jawab pertanyaan kita walaupun ga terlalu lancar. Katanya ada bus berwarna hijau atau oranye untuk menuju pusat kota. Lewat setiap 15 menit.

Setelah kita tunggu-tunggu setengah jam lebih, busnya ga muncul-muncul. Hampir jam setengah 6 sore, mulai panik karena bus cuma ada sampai jam 6. Lihat di google maps kalau jalan kaki bisa 2 jam lebih untuk sampai ke pusat kota. Coba telepon taxi Mai Linh (alternatif terakhir sebenernya ga mau naik taxi), pas ditelepon operatornya bilang dia ga bisa bahasa Inggris :''( 

Tiba-tiba ada taxi lewat, lupa taxinya apa (padahal udah kapok sama taxi Ho Chi Minh) yang penting ada pertolongan. Langsung naik aja. Turun di danau Xuan Hong Lake. Dari daerah sekitar pagoda menuju danau itu argo taxi 95.000VND. Menghabiskan sore di Xuan Hong Lake dengan foto-foto, beli makan untuk makan malam di dekat pasar kemudian berjalan kaki kembali menuju penginapan dan istirahat karena paginya kita lanjut perjalanan menuju Mui Ne.


Xuan Hong Lake

Sarapan pagi di Villa Pink House, sebelum berangkat ke Mui Ne. Pesan bread with butter & jam dan banana bread. Dikirain banana bread itu roti yang isinya pisang ternyata yang keluar literally roti (sama seperti roti Banh Mi yaitu roti Perancis) dan buah pisang. *tepokjidat*

Menu sarapan di Villa Pink House

Senang melakukan perjalanan ke Da Lat. The weather was cold, but the people were warm & helpful. :) Apabila punya waktu lebih untuk ke Da Lat, boleh mampir ke Pongour Waterfall dan Da Lat Flower Park (dekat Xuan Hong Lake) yang sepertinya menarik untuk dikunjungi, sayangnya waktu kita terbatas.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram